TEMPO.CO, Jayapura -Balai Arkeologi Papua berhasil menemukan kampung tua di sekitar perairan Kampung Doyo Lama, Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Hari Suroto, salah satu peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua mengatakan penelitian itu berhasil mengungkap hunian awal prasejarah di perairan Danau Sentani. "Eksplorasi berhasil menemukan bekas-bekas tiang rumah di dalam air," kata dia di Kota Jayapura, Rabu, 17/10/
Tiang-tiang rumah tersebut, kata alumnus Universitas Udayana Bali itu, terbuat dari batang pohon soang. Batang kayu dari jenis pohon ini memang mampu bertahan selama ratusan tahun. Tak heran, kayu ini secara tradisional dipakai masyarakat Sentani untuk dijadikan tiang rumah.
Oleh masyarakat Doyo Lama, tempat ditemukannya bekas-bekas tiang rumah ini disebut dengan Ayauge. “Dulu manusia yang bermukim di Ayauge, tinggal di rumah panggung di atas air," kata Hari Suroto.
Ayauge pada masa lalu dipilih nenek moyang masyarakat Doyo Lama ketika berpindah dari Pulau Kwadeware, sebuah pulau di tengah Danau Sentani bagian barat. "Eksplorasi di Ayauge hanya menemukan bekas-bekas tiang rumah, tetapi artefak lainnya belum ditemukan. Ini disebabkan terbatasnya alat menyelam.”
Selain itu, ungkap Hari, Balai Arkeologi Papua juga melakukan survei permukaan tanah di Situs Megalitik Tutari Doyo Lama yang tak jauh dari lokasi ditemukan tiang-tiag rumah dalam Danau Sentani. Dalam eksplorasi ini ditemukan pecahan-pecahan gerabah di tanah lapisan atas.
“Diperkirakan Situs Megalitik Tutari bukan merupakan situs hunian prasejarah tetapi merupakan situs yang berkaitan dengan religi," katanya.
Pecahan-pacahan gerabah yang ditemukan ini berdinding tebal. Pada masa prasejarah diperkirkan ia berfungsi sebagai wadah menyimpan air. "Pecahan gerabah itu sedang dianalisis di laboratorium, untuk mengetahui asal usulnya," kata Hari.
ANTARA